Minggu, 07 Februari 2016

GALERI SAFARI DAKWAHKU DI KOREA SELATAN & TAIWAN (PERIODE 2014 -2015 )



Alhamdulillah tepat waktu 09.00 waktu Korea Selatan kami berdua – Saya, Dede Ishaq Munawwar bersama sahabatku Ust. Yayat Sudrajat-  mendarat di bandara Inchone Internasional untuk memulai lawatan dalam rangka Safari dakwah di negeri Gingseng, di mana ada sekitar 35 ribu TKI kita mengadu nasib menjadi buruh perusahaan industry local dan internasional . Sampai di Bandara kami dibuat terkejut akan besarnya dan canggihnya Inchone Airport yang menurut perkiraan kawan-kawan TKI disana luasnya 3 kali lipat dari bandara Cengkareng dengan berjibun lalu lintas pesawat dari berbagai maskapai penerbangan negara-negara di dunia termasuk Garuda Indonesia, dengan fasilitas yang canggih sarat dengan IT, serta kereta api cepat yang menghubungkan dari bandara ke kota-kota  besar di sekitar Ibu Kota Seoul Sebuah kereta api yang bersih dan indah di mana pemerintah Korea Selatan memberikan pelayanan kendaraan umum yang murah bagi rakyatnya seperti kereta api cepat yang berada di terowongan yang membelah gunung dan di bawah permukaan laut. Masyarakatnya gila kerja dan memiliki disiplin diri serta benar-benar menghargai waktu. Memang bagi mereka “time is money” sehingga kalau berjalan pun mereka seperti berlari-lari kecil dengan cepat sementara di Indonesia nyantai banget. Kalau lampu merahpun mereka berhenti dan disiplin berada di jalur khusus, Kalau khusus pejalan kaki ya pejalan kaki, bagi penyandang cacat mereka juga membuatkan fasilitas yang sesuai untuk mereka ketika beraktivitas.

Sisi positif apa yang bisa kita ambil adalah disiplin diri dan benar-benar menghargai waktu. Bagi kita seorang muslim, deadline waktu kita untuk menggugah jiwa ini dengan melahirkan karya gemilang bagi sesama. Jika engkau di sore hari, jangan menunggu pagi harinya.Jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Biasakan selalu untuk mendeadline waktu kita. Jangan sampai kita kehilangan momentum. Jangan sampai waktu berlalu tanpa prestasi yang bemutu.Tanpa amal yang di bawa. Tanpa warisan kebaikan yang ditinggalkan. Alhamdulillah deadline itulah yang memicu dan memacu diri untuk berprestasi. Jangan sampai mati tanpa meninggalkan jejak-jejak sejarah dalam hidup kita. Umar bin Khattab pernah memberikan nasehat,”Kalau aku tidur siang hari, berarti aku menyia-nyiakan hak-hak rakyatku, kalau aku tidur di malam hari, berarti aku menyia-nyiakan hak-hak Tuhanku.”

Di pintu keluar bandara telah menunggu bang Dedi Agus Setiawan yang sudah lebih dari empat tahun bekerja di Korsel. Yang saat ini diamanahi sebagai Ketua PKPU perwakilan Korea. Beliaulah yang memenej semua agenda Road dakwah kami selama bulan Ramadhan 1435 H. Atas kiprah dan dedikasinya lah PKPU bisa mengakses beberapa komunitas Muslim Indonesia dan Mushola2 yang berbasis “Hijau” (red.Kaum Nahdhiyyin) yang tentunya melanjutkan Kiprah dakwah pendahulunya, semisal Ust.Suharsono  dan Ust.Wildan. Melihat semangat dan wajah yang tersenyum menyambut kami seakan terpancar harapan besar kan semakin bergairahnya program-program dakwah Islam di Korea selatan.  Sambil menunggu pemesanan Mobil  travel Kemudian kami menuju Café Coffee di rest area bandara. Hingga mendapatkan mobil carteran kami bertiga melaju meninggalkan bandara menuju Kota Seoul, tepatnya menuju distrik Gurou. Sepanjang perjalanan kembali kami disuguhi pemandangan laut dan pulau-pulau kecil yang indah serta menikmati panorama pantai yang bersih tanpa sampah berserakan menandakan masyarakat dan pemerintah di sana sangat memperhatikan kebersihan lingkungan dan bangunan-bangunan megah di kota Seoul.
Di sela-sela menyaksikan keindahan alam dan ketertiban tata ruang kota dan inprastruktur di sepanjang perjalanan menuju Markas IKMI di Gurou, kami sempatkan mengobrol dengan akh Dedi seputar fenomena dan problematika kawan-kawan TKI disana termasuk prosfek dakwah dan peluang publikasi Agenda/ program2 unggulan PKPU selama kami menunaikan amanah dakwah di mushola dan masjid-masjid yang sudah terakses oleh PKPU perwakilan Korsel.

Hikmah yang bisa kita ambil dari obrolan singkat dengan akh Dedi adalah Semangat kawan-kawan TKI untuk tetap berjuang dan menjaga agar terus menjaga Aqidah dengan mengajak teman-teman sesama TKI untuk melakukan Kajian Keislaman dan saling membantu sesama mereka. Sebab banyak di antara TKI kita di sana yang tersesat dengan keglamoran, tenggelam dalam budaya kemewahan dan gaya hidup yang bebas  bahkan melakukan pergaulan bebas dan prilaku buruk lainnya. Astaghfirullah!!! Semangat rekan-rekan komunitas muslim Indonesia untuk berjuang di jalan Allah di negeri seberang itulah yang patut diacungi jempol dan jadi pelajaran yang berharga bagi kita.

Senyum mereka dan semangat mereka menyiapkan kajian dan menyebarkan majalah ke temen-temen mereka sesama TKI menandakan pesan  Hadapi hidup ini dengan senyuman. Sebab apa pun masalah yang menghampiri baik suka maupun duka di hati, itu sesuatu yang pasti. Tak da orang yang sedih terus-menerus. Dan tak ada juga orang yang gembira terus-menerus. Semua itu tentu ada batasnya. Maka kalau kita sedang bergembira, tetaplah mengingat Allah, agar Allah mengingat kita di kala berduka. Orang yang bahagia, akan selalu gembira kala menjalani hidup ini apa adanya, ridho terhadap segala ketentuan Allah. Menghadapi tantangan dengan full senyuman dan semakin dekat dengan Allah serta jauhi perbuatan maksiat.

Bergembiralah dengan nikmat hidayah yang begitu mahal harganya. Bersyukurlah kepada Allah dengan iman yang tetap menyala di dalam dada dan berbahagialah dengan anugerah istiqomah yang kita punya. Kegembiraan sesungguhnya adalah ketika jiwa selalu tersandar kepada pemilik dan pencipta alam semesta yaitu Allah SWT. Karena kegembiraan itu adalah saat yang dipinjamkan-Nya untuk kita isi dan nikmati semestinya. Itulah salah satu materi kajian keislaman yang saya sampaikan di Geun Lin  Park sebuah taman yang luas tempat berkumpulnya  orang-orang dengan berbagai aktivitas olahraga, jalan-jalan, senam bahkan kemaksiatan, tapi justru kita berani melakukan pengajian di tengah itu semua dengan duduk melingkar ada sekitar 30-an Kemudian saya tutup dengan kontemplasi dan Renungan Kekuatan Syukur. Subhanalloh…banyak diantara mereka yang menangis tersedu-sedu mengingat begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita tapi kita malah melupakan bahkan mengkufuri nikmat-Nya.

Carilah kebahagianmu dengan memperbaiki lingkunganmu dan jadikan dirimu asset kebaikkan di lingkunganmu.Engkau akan dikenal dengan karyamu.Engkau dikenang dengan prestasi gemilangmu. Engkau akan memiliki amal jariyah dengan rintisan amal jariyah yang kau tunjukkan. Komunitas Muslim d Korsel telah melakukan itu dengan susah payah membentuk majelis taklim di negeri orang bahkan membangun masjid secara permanen seperti Masjid Sayyidina Bilaldi Changwon dan Shirotol Mustaqim di Angsan. Lalu bagaimana dengan kita?

Hari Pertama di Kota Seoul
Sesampainya di kota Gurou kami langsung menuju mushola yang menjadi markas IKMI, disana kami istirahat sejenak seraya melepas lelah sambil ngobrol dengan sdr.Anshori salah satu penghuni dan aktifis mushola yang nyambi sebagai karyawan Divisi Marketing Garuda Air Line dan relawan Dompet Dhuafa. Kurang lebih satu jam kami istirahat disana, setelah menyimpan dan menitipkan  tas koper di mushola selanjutnya kami menuju Itaewon untuk makan siang di rumah makan khas Mesir (Egypt) tapi ada juga menu masakan khas Indonesia, seperti sop buntut dan sayur capcay. Selesai makan siang kami langsung menuju Masjid Seoul Islamic Center yang letaknya tak jauh dari lokasi rumah makan. Di masjid ini kami melaksanakan sholat dhuhur dan ashar (Jama’ qoshr) seraya bertafakkur akan kebesaran ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut. Sebagai masjid pertama dan tertua yang dibangun di Korea selatan masjid ini selain menjadi pusat peradaban islam dan sentral kegiatan-kegiatan dakwah, juga menjadi obyek wisata yang memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestic dan juga manca Negara. Sehingga hampir setiap hari masjid Itaewon ini dikunjungi para wisatawan asing maupun local yang ingin mngetahui lebih luas sejarah berdirinya masjid tersebut dan perkembangan dakwah dan pendidikan Islam hingga sampai ke negeri Gingseng ini.

Agenda Dakwah pertama di Kota Seoul
Karena kami sampai di Korsel sehari sebelum 1 Ramadhan 1435 H, maka otomatis pada malam harinya kami langsung memulai aktifitas dakwah dengan memimpin Shalat tarawih dan Kultum. Ust. Yayat Sudrajat diamanahi menjadi imam di mushola IKMI, saya sendiri mengimami shalat Tarawih di Kedutaan Besar RI di pusat kota Seoul dilanjut acara kultum dan silatur Rahim setelahnya dengan keluarga besar local staf dan diplomat KBRI.

Hari Kedua di Kore selatan.
Sesuai dengan apa yang sudah diprogramkan dan diamanahkan oleh PKPU pusat, maka akh Dedi membagi zona dakwah kami menjadi dua wilayah dakwah, yaitu zona Korsel bagian atas yang diamanahkan kepada ust. Yayat, dan saya sendiri ditugaskan di zona Korsel bagian bawah.
Adapun kota-kota yang menjadi wilayah dakwah saya selama Ramadhan kemarin adalah ; Yangsan, Busan, Gwangju, Non Gong, Daegu, Changwon, Gimhae dan Uijongbu.
Pada hari itupun saya bersama akh Dedi berangkat menuju kota Yangsan dengan mengendarai kereta cepat dari Seoul Station dengan menempuh waktu perjalanan selama 5 jam. Kereta berhenti di stasiun Busan, dari sana kami mengendarai Taxi menuju rumah secretariat PKPU yang berlokasi di tengah2 pusat perbelanjaan kota Yangsan. Alhamdulillah letak Masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah saya disana sangat dekat dengan rumah PKPU, kurang lebih skitar 50 m. Masjid tersebut dinamai Masjid Miftahul Jannah yang menjadi pusat pelaksanaan shalat berjama’ah bagi setiap komunitas Muslim Indonesia yang berada di wilayah Yangsan dan sekitarnya.

Program-Program Kajian dan Dakwah di Mushola & Masjid di 8 Kota

1.      Masjid Miftahul Jannah- Yangsan (14 hari )
Agenda rutin yang dilaksanakan:
a.       Imam Shalat Shubuh & Kultum
b.      Bimbingan Tahsin & Tahfizh Qur’an (setiap ba’da dhuhur)
c.       Kultum jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.      Kajian Tafsir surat-surat pendek ( setengah jam sebelum waktu isya )
e.       Imam Shalat Taraweh
f.       Tadarus Al Qur’an sehabis taraweh.
g.      Taklim Online (On Air)  bersama Imuska via Radio Ute Korea FM
a.       Sosialisai Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
h.      Training Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
Jumlah jama’ah harian ( senin – jumat) 20 sampai 30 orang, adapaun Sabtu-ahad jumlah mereka mencapai 50 orang.

2.      Masjid Al Fatah Dusil – Busan (Markaz PUMITA )
Di masjid ini saya hanya diminta jadi juri Tilawah & Tahfizh al Qur’an yang diikuti oleh perwakilan jama’ah masjid dan mushola se korea selatan.

3.      Musholla At Taubah – Gwangju
Karena keberadaan saya di masjid ini hanya satu malam sehingga program yang dilaksanakan tidak lebih dari lima Agenda :
b.      Kajian setengah Jam jelang Buka bersama
c.       Kultum ba’da maghrib
d.      Imam shalat taraweh
e.       Sosialisai zakat & penggalangan dana untuk Palestina
f.       Imam shalat shubuh dan Tadabbur Qur’an
Jumlah jama’ah mencapai 50 orang kurang lebih.

4.      Masjid Al Hikmah Non Gong Daegu (4 hari)
Agenda rutin yang dilaksanakan:
a.       Imam Shalat Shubuh & Kultum
b.      Kultum jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
c.       Imam Shalat Taraweh
d.      Tadarus Al Qur’an sehabis taraweh.
g.      Sosialisai Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
e.       Training Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)

5.      Masjid Al Amien Daegu ( 4 hari)
Agenda rutin yang dilaksanakan:
a.       Imam Shalat Shubuh & Kultum
b.      Dialog siang ( dari hati ke hati )
c.       Kultum jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.      Imam Shalat Taraweh
e.       Tadarus Al Qur’an sehabis taraweh.
f.       Sosialisai Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
g.      Training Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)

6.      Masjid Sayyidina Bilal – Changwon
Karena keberadaan saya di masjid ini hanya satu malam sehingga program yang dilaksanakan tidak lebih dari lima Agenda :
a.       Training Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)  jelang Buka bersama
b.      Kultum ba’da maghrib
c.       Imam shalat taraweh
d.      Sosialisai zakat & penggalangan dana untuk Palestina
e.       Imam shalat shubuh dan Tadabbur Qur’an
Jumlah jama’ah mencapai 70 orang kurang lebih

7.      Masjid Al Barokah Gimhae
Di masjid ini aktifitas dakwah terselenggara selama 2 hari, adapun agenda yang terlaksana:
a.       Imam Shalat Shubuh & Kultum
b.      Dialog siang ( dari hati ke hati )
c.       Kultum jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.      Imam Shalat Taraweh
e.       Tadarus Al Qur’an sehabis taraweh.
f.       Sosialisai Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
Jumlah jama’ah yang aktif dengan kegaiatan masjid antara 20 sampai 35 orang

8.      Masjid al Ikhlash Uiejongbu
Alhamdulillah aktifitas dakwah di masjid ini terselenggara selama 7 hari, adapun agenda yang terlaksana:
a.       Imam Shalat Shubuh & Kultum
b.      Bimbingan Tahsin & Tahfizh Qur’an (setiap ba’da dhuhur)
c.       Dialog Siang ( dari hati ke hati )
d.      Kultum jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
e.       Imam Shalat Taraweh
f.       Tadarus Al Qur’an sehabis taraweh.
g.      Sosialisai Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
h.      Training Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
i.        Khutbah iedul Fitri 1 Syawal 1435 H.












Tidak ada komentar:

Posting Komentar