Alhamdulillah tepat waktu 09.00
waktu Korea Selatan kami berdua – Saya, Dede Ishaq Munawwar bersama sahabatku
Ust. Yayat Sudrajat- mendarat di bandara
Inchone Internasional untuk memulai lawatan dalam rangka Safari dakwah di
negeri Gingseng, di mana ada sekitar 35 ribu TKI kita mengadu nasib menjadi buruh
perusahaan industry local dan internasional . Sampai di Bandara kami dibuat
terkejut akan besarnya dan canggihnya Inchone Airport yang menurut perkiraan kawan-kawan
TKI disana luasnya 3 kali lipat dari bandara Cengkareng dengan berjibun lalu
lintas pesawat dari berbagai maskapai penerbangan negara-negara di dunia
termasuk Garuda Indonesia, dengan fasilitas yang canggih sarat dengan IT, serta
kereta api cepat yang menghubungkan dari bandara ke kota-kota besar di sekitar Ibu Kota Seoul Sebuah kereta
api yang bersih dan indah di mana pemerintah Korea Selatan memberikan pelayanan
kendaraan umum yang murah bagi rakyatnya seperti kereta api cepat yang berada
di terowongan yang membelah gunung dan di bawah permukaan laut. Masyarakatnya
gila kerja dan memiliki disiplin diri serta benar-benar menghargai waktu.
Memang bagi mereka “time is money” sehingga kalau berjalan pun mereka seperti
berlari-lari kecil dengan cepat sementara di Indonesia nyantai banget. Kalau
lampu merahpun mereka berhenti dan disiplin berada di jalur khusus, Kalau
khusus pejalan kaki ya pejalan kaki, bagi penyandang cacat mereka juga
membuatkan fasilitas yang sesuai untuk mereka ketika beraktivitas.
Sisi positif apa yang bisa kita
ambil adalah disiplin diri dan benar-benar menghargai waktu. Bagi kita seorang
muslim, deadline waktu kita untuk menggugah jiwa ini dengan melahirkan karya
gemilang bagi sesama. Jika engkau di sore hari, jangan menunggu pagi
harinya.Jika engkau berada di pagi hari, janganlah menunggu sore hari. Biasakan
selalu untuk mendeadline waktu kita. Jangan sampai kita kehilangan momentum.
Jangan sampai waktu berlalu tanpa prestasi yang bemutu.Tanpa amal yang di bawa.
Tanpa warisan kebaikan yang ditinggalkan. Alhamdulillah deadline itulah yang
memicu dan memacu diri untuk berprestasi. Jangan sampai mati tanpa meninggalkan
jejak-jejak sejarah dalam hidup kita. Umar bin Khattab pernah memberikan
nasehat,”Kalau aku tidur siang hari, berarti aku menyia-nyiakan hak-hak
rakyatku, kalau aku tidur di malam hari, berarti aku menyia-nyiakan hak-hak
Tuhanku.”
Di pintu keluar bandara telah
menunggu bang Dedi Agus Setiawan yang sudah lebih dari empat tahun bekerja di
Korsel. Yang saat ini diamanahi sebagai Ketua PKPU perwakilan Korea. Beliaulah
yang memenej semua agenda Road dakwah kami selama bulan Ramadhan 1435 H. Atas
kiprah dan dedikasinya lah PKPU bisa mengakses beberapa komunitas Muslim
Indonesia dan Mushola2 yang berbasis “Hijau” (red.Kaum Nahdhiyyin) yang
tentunya melanjutkan Kiprah dakwah pendahulunya, semisal Ust.Suharsono dan Ust.Wildan. Melihat semangat dan wajah
yang tersenyum menyambut kami seakan terpancar harapan besar kan semakin
bergairahnya program-program dakwah Islam di Korea selatan. Sambil menunggu pemesanan Mobil travel Kemudian kami menuju Café Coffee di
rest area bandara. Hingga mendapatkan mobil carteran kami bertiga melaju
meninggalkan bandara menuju Kota Seoul, tepatnya menuju distrik Gurou.
Sepanjang perjalanan kembali kami disuguhi pemandangan laut dan pulau-pulau
kecil yang indah serta menikmati panorama pantai yang bersih tanpa sampah
berserakan menandakan masyarakat dan pemerintah di sana sangat memperhatikan
kebersihan lingkungan dan bangunan-bangunan megah di kota Seoul.
Di sela-sela menyaksikan keindahan
alam dan ketertiban tata ruang kota dan inprastruktur di sepanjang perjalanan
menuju Markas IKMI di Gurou, kami sempatkan mengobrol dengan akh Dedi seputar
fenomena dan problematika kawan-kawan TKI disana termasuk prosfek dakwah dan
peluang publikasi Agenda/ program2 unggulan PKPU selama kami menunaikan amanah
dakwah di mushola dan masjid-masjid yang sudah terakses oleh PKPU perwakilan
Korsel.
Hikmah yang bisa kita ambil dari obrolan
singkat dengan akh Dedi adalah Semangat kawan-kawan TKI untuk tetap berjuang
dan menjaga agar terus menjaga Aqidah dengan mengajak teman-teman sesama TKI
untuk melakukan Kajian Keislaman dan saling membantu sesama mereka. Sebab
banyak di antara TKI kita di sana yang tersesat dengan keglamoran, tenggelam
dalam budaya kemewahan dan gaya hidup yang bebas bahkan melakukan pergaulan bebas dan prilaku
buruk lainnya. Astaghfirullah!!! Semangat rekan-rekan komunitas muslim Indonesia
untuk berjuang di jalan Allah di negeri seberang itulah yang patut diacungi
jempol dan jadi pelajaran yang berharga bagi kita.
Senyum mereka dan semangat mereka
menyiapkan kajian dan menyebarkan majalah ke temen-temen mereka sesama TKI
menandakan pesan Hadapi hidup ini dengan
senyuman. Sebab apa pun masalah yang menghampiri baik suka maupun duka di hati,
itu sesuatu yang pasti. Tak da orang yang sedih terus-menerus. Dan tak ada juga
orang yang gembira terus-menerus. Semua itu tentu ada batasnya. Maka kalau kita
sedang bergembira, tetaplah mengingat Allah, agar Allah mengingat kita di kala
berduka. Orang yang bahagia, akan selalu gembira kala menjalani hidup ini apa
adanya, ridho terhadap segala ketentuan Allah. Menghadapi tantangan dengan full
senyuman dan semakin dekat dengan Allah serta jauhi perbuatan maksiat.
Bergembiralah dengan nikmat hidayah
yang begitu mahal harganya. Bersyukurlah kepada Allah dengan iman yang tetap
menyala di dalam dada dan berbahagialah dengan anugerah istiqomah yang kita
punya. Kegembiraan sesungguhnya adalah ketika jiwa selalu tersandar kepada
pemilik dan pencipta alam semesta yaitu Allah SWT. Karena kegembiraan itu
adalah saat yang dipinjamkan-Nya untuk kita isi dan nikmati semestinya. Itulah
salah satu materi kajian keislaman yang saya sampaikan di Geun Lin Park sebuah taman yang luas tempat
berkumpulnya orang-orang dengan berbagai
aktivitas olahraga, jalan-jalan, senam bahkan kemaksiatan, tapi justru kita
berani melakukan pengajian di tengah itu semua dengan duduk melingkar ada
sekitar 30-an Kemudian saya tutup dengan kontemplasi dan Renungan Kekuatan
Syukur. Subhanalloh…banyak diantara mereka yang menangis tersedu-sedu mengingat
begitu banyaknya nikmat yang Allah berikan kepada kita tapi kita malah
melupakan bahkan mengkufuri nikmat-Nya.
Carilah kebahagianmu dengan
memperbaiki lingkunganmu dan jadikan dirimu asset kebaikkan di
lingkunganmu.Engkau akan dikenal dengan karyamu.Engkau dikenang dengan prestasi
gemilangmu. Engkau akan memiliki amal jariyah dengan rintisan amal jariyah yang
kau tunjukkan. Komunitas Muslim d Korsel telah melakukan itu dengan susah payah
membentuk majelis taklim di negeri orang bahkan membangun masjid secara
permanen seperti Masjid Sayyidina Bilaldi Changwon dan Shirotol Mustaqim di
Angsan. Lalu bagaimana dengan kita?
Hari Pertama di Kota Seoul
Sesampainya di kota Gurou kami
langsung menuju mushola yang menjadi markas IKMI, disana kami istirahat sejenak
seraya melepas lelah sambil ngobrol dengan sdr.Anshori salah satu penghuni dan
aktifis mushola yang nyambi sebagai karyawan Divisi Marketing Garuda Air Line
dan relawan Dompet Dhuafa. Kurang lebih satu jam kami istirahat disana, setelah
menyimpan dan menitipkan tas koper di
mushola selanjutnya kami menuju Itaewon untuk makan siang di rumah makan khas
Mesir (Egypt) tapi ada juga menu masakan khas Indonesia, seperti sop buntut dan
sayur capcay. Selesai makan siang kami langsung menuju Masjid Seoul Islamic
Center yang letaknya tak jauh dari lokasi rumah makan. Di masjid ini kami
melaksanakan sholat dhuhur dan ashar (Jama’ qoshr) seraya bertafakkur akan
kebesaran ayat-ayat Allah SWT di masjid tersebut. Sebagai masjid pertama dan
tertua yang dibangun di Korea selatan masjid ini selain menjadi pusat peradaban
islam dan sentral kegiatan-kegiatan dakwah, juga menjadi obyek wisata yang
memiliki daya tarik tersendiri bagi wisatawan domestic dan juga manca Negara.
Sehingga hampir setiap hari masjid Itaewon ini dikunjungi para wisatawan asing
maupun local yang ingin mngetahui lebih luas sejarah berdirinya masjid tersebut
dan perkembangan dakwah dan pendidikan Islam hingga sampai ke negeri Gingseng
ini.
Agenda Dakwah pertama di Kota Seoul
Karena kami sampai di Korsel sehari
sebelum 1 Ramadhan 1435 H, maka otomatis pada malam harinya kami langsung
memulai aktifitas dakwah dengan memimpin Shalat tarawih dan Kultum. Ust. Yayat
Sudrajat diamanahi menjadi imam di mushola IKMI, saya sendiri mengimami shalat
Tarawih di Kedutaan Besar RI di pusat kota Seoul dilanjut acara kultum dan
silatur Rahim setelahnya dengan keluarga besar local staf dan diplomat KBRI.
Hari Kedua di Kore selatan.
Sesuai dengan apa yang sudah
diprogramkan dan diamanahkan oleh PKPU pusat, maka akh Dedi membagi zona dakwah
kami menjadi dua wilayah dakwah, yaitu zona Korsel bagian atas yang diamanahkan
kepada ust. Yayat, dan saya sendiri ditugaskan di zona Korsel bagian bawah.
Adapun kota-kota yang menjadi
wilayah dakwah saya selama Ramadhan kemarin adalah ; Yangsan, Busan, Gwangju,
Non Gong, Daegu, Changwon, Gimhae dan Uijongbu.
Pada hari itupun saya bersama akh
Dedi berangkat menuju kota Yangsan dengan mengendarai kereta cepat dari Seoul
Station dengan menempuh waktu perjalanan selama 5 jam. Kereta berhenti di
stasiun Busan, dari sana kami mengendarai Taxi menuju rumah secretariat PKPU
yang berlokasi di tengah2 pusat perbelanjaan kota Yangsan. Alhamdulillah letak
Masjid yang menjadi pusat kegiatan dakwah saya disana sangat dekat dengan rumah
PKPU, kurang lebih skitar 50 m. Masjid tersebut dinamai Masjid Miftahul Jannah
yang menjadi pusat pelaksanaan shalat berjama’ah bagi setiap komunitas Muslim
Indonesia yang berada di wilayah Yangsan dan sekitarnya.
Program-Program Kajian dan Dakwah di
Mushola & Masjid di 8 Kota
1.
Masjid Miftahul Jannah- Yangsan (14 hari )
Agenda
rutin yang dilaksanakan:
a.
Imam
Shalat Shubuh & Kultum
b.
Bimbingan
Tahsin & Tahfizh Qur’an (setiap ba’da dhuhur)
c.
Kultum
jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.
Kajian
Tafsir surat-surat pendek ( setengah jam sebelum waktu isya )
e.
Imam
Shalat Taraweh
f.
Tadarus
Al Qur’an sehabis taraweh.
g.
Taklim
Online (On Air) bersama Imuska via Radio
Ute Korea FM
a.
Sosialisai
Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
h.
Training
Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
Jumlah jama’ah harian ( senin – jumat) 20 sampai 30 orang,
adapaun Sabtu-ahad jumlah mereka mencapai 50 orang.
2.
Masjid Al Fatah Dusil – Busan (Markaz PUMITA )
Di masjid ini saya hanya diminta jadi juri Tilawah &
Tahfizh al Qur’an yang diikuti oleh perwakilan jama’ah masjid dan mushola se
korea selatan.
3.
Musholla At Taubah – Gwangju
Karena keberadaan saya di masjid ini hanya satu malam
sehingga program yang dilaksanakan tidak lebih dari lima Agenda :
b.
Kajian
setengah Jam jelang Buka bersama
c.
Kultum
ba’da maghrib
d.
Imam
shalat taraweh
e.
Sosialisai
zakat & penggalangan dana untuk Palestina
f.
Imam
shalat shubuh dan Tadabbur Qur’an
Jumlah jama’ah mencapai 50 orang kurang lebih.
4.
Masjid Al Hikmah Non Gong Daegu (4 hari)
Agenda rutin yang dilaksanakan:
a.
Imam
Shalat Shubuh & Kultum
b.
Kultum
jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
c.
Imam
Shalat Taraweh
d.
Tadarus
Al Qur’an sehabis taraweh.
g.
Sosialisai
Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
e.
Training
Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
5.
Masjid Al Amien Daegu ( 4 hari)
Agenda rutin yang dilaksanakan:
a.
Imam
Shalat Shubuh & Kultum
b.
Dialog
siang ( dari hati ke hati )
c.
Kultum
jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.
Imam
Shalat Taraweh
e.
Tadarus
Al Qur’an sehabis taraweh.
f.
Sosialisai
Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
g.
Training
Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
6.
Masjid Sayyidina Bilal – Changwon
Karena keberadaan saya di masjid ini hanya satu malam
sehingga program yang dilaksanakan tidak lebih dari lima Agenda :
a.
Training
Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ) jelang Buka bersama
b.
Kultum
ba’da maghrib
c.
Imam
shalat taraweh
d.
Sosialisai
zakat & penggalangan dana untuk Palestina
e.
Imam
shalat shubuh dan Tadabbur Qur’an
Jumlah jama’ah mencapai 70 orang kurang lebih
7.
Masjid Al Barokah Gimhae
Di masjid ini aktifitas dakwah terselenggara selama 2 hari,
adapun agenda yang terlaksana:
a.
Imam
Shalat Shubuh & Kultum
b.
Dialog
siang ( dari hati ke hati )
c.
Kultum
jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
d.
Imam
Shalat Taraweh
e.
Tadarus
Al Qur’an sehabis taraweh.
f.
Sosialisai
Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
Jumlah jama’ah yang aktif dengan kegaiatan masjid antara 20
sampai 35 orang
8.
Masjid al Ikhlash Uiejongbu
Alhamdulillah aktifitas dakwah di masjid ini terselenggara
selama 7 hari, adapun agenda yang terlaksana:
a.
Imam
Shalat Shubuh & Kultum
b.
Bimbingan
Tahsin & Tahfizh Qur’an (setiap ba’da dhuhur)
c.
Dialog
Siang ( dari hati ke hati )
d.
Kultum
jelang buka bersama ( sebelum Maghrib)
e.
Imam
Shalat Taraweh
f.
Tadarus
Al Qur’an sehabis taraweh.
g.
Sosialisai
Fiqh Zakat & penggalangan dana untuk Palestina
h.
Training
Inspiring Mahabbatul Qur’an ( IMQ)
i.
Khutbah
iedul Fitri 1 Syawal 1435 H.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar